Di pinggir jalan dekat Alun-alun Temanggung, seorang nenek berumur 80 tahun sedang ‘khusyuk’ meracik makanan. Menggunakan pincuk (terbuat dari daun pisang yang dilapisi koran), Mbah Joyo menyajikan makanan khas Temanggung yang sudah sangat jarang ditemui, sego jagung. Jagung giling rebus, sayur pepaya muda, tahu dan ikan asin dicampur jadi satu.
Sudah dua puluh tahun lebih Mbah Joyo berjualan sego jagung. Awalnya, Mbah Joyo berjalan keliling kota menjajakan dagangannya, namun sejak taun 80an mulai menetap di depan pertokoan dekat Alun-alun Temanggung. Langganannya banyak, bahkan tidak sedikit yang berasal dari luar kota.
Silahkan mampir, dijamin JOSS!! #gurihgurihgalau hihiiiii
Selasa, 01 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Category
- acara (24)
- cerpen (3)
- coretan binder (1)
- dokumentasi (4)
- Info Lomba (132)
- photos (8)
- puisi (2)
- sekedar cerita (4)
- teori komunikasi (7)
- tugas kuliah (19)
Blog Archive
-
▼
2011
(10)
-
▼
Februari
(8)
- Poligami dalam Visualisasi Sinclair
- Saya, Bantul dan November 1828
- Film: Pencetak Uang dan Penjajahan Ideologi
- Iron Man=Hollywood=AS??
- Identitas Bangsa dalam Cita Rasa Hollywood, Kapank...
- Eksplorasi Teknik di balik Teka-Teki Rosebud
- The Bicycle Thieves: Ketika Korban Menjadi Pemeran
- Sego Jagung Mbah Joyo
-
▼
Februari
(8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar